Memasak adalah seni yang harus dilakukan sepenuh hati. Termasuk membuat kue, diperlukan paduan ketekunan dan keterampilan untuk menghasilkan kreasi yang menggugah seluruh pancaindra. Hal inilah yang telah dilakukan Amie Tan (24), pemilik usaha kue Cotton and Tartlets. Kecintaannya pada dunia pastry membawanya berkecimpung dalam bisnis kue, yaitu tartlet yang didefinisikan sebagai kue-kue tart berukuran mungil.

Setamat SMA, Amie yang menggemari sesuatu yang practical bersekolah pastry di Singapura. Namun, setelah lulus dan kembali ke Tanah Air, dia sempat bimbang memilih pekerjaan yang tepat. Setelah melewati obrolan panjang dengan keluarga, Amie akhirnya memutuskan membuat kreasi yang seru dan menjajal kemampuannya dalam berbisnis kue tartlet.

Tartlets bite size

Kenapa tartlet? Karena Amie berusaha mengabungkan konsep kue pai yang sudah diterima di lidah banyak orang dengan bentuk tartlet mungil, tepatnya dalam ukuran bite size.

Amie memilih membuat kue dalam ukuran mungil, berbentuk persegi dengan diameter 3 x 3 cm, karena terinspirasi perilaku anjing peliharaannya.

“Namanya Cotton. Lucu memang, bagaimana cara saya mendapat inspirasi ini. Soalnya si Cotton baru mau makan, jika makanannya disuapkan dalam potongan kecil-kecil,” tutur Amie.

tartlet

Cotton and Tartlets tercipta pada 2014. Dari pertama dikenalkan ke publik hingga saat ini, kue buatan Amie tetap ditampilkan dalam 1 lusin tartlet dengan 12 rasa berbeda. Adapun rasa yang disajikan dalam sekotak Cotton and Tartlets terdiri atas black cheese, blueberry latte, sea salt caramel, light beer, pistachio green, dark chocolate, maple nuts, butterscotch cookies, lemon citron, white rum, mango pina colada, dan three berries.

Di balik kelezatan rasa yang ditawarkan setiap tartlet, ada proses yang memakan waktu. ”Total pembuatannya bisa memakan waktu hingga lima jam. Apalagi ukuran kue saya ini sangat kecil, sehingga dibutuhkan ketelitian dan mata yang jeli, serta kerapian dalam membuatnya. Untungnya ada beberapa bagian yang dapat disimpan, misal karamel yang sudah disiapkan dari sehari sebelumnya,” kata Amie.

tartlets

Sementara itu, untuk bahan bakunya, Amie mencari yang berkualitas, baik itu bahan lokal maupun impor. Cotton and Tartlets juga tidak memakai pewarna buatan. Jadi contohnya untuk mendapatkan warna merah, diambil dari buah stroberi atau raspberry.”

Tak hanya rasa unik dan lezat yang menjadi keunggulan Cotton and Tartlets, desain kue hingga kemasan Cotton and Tartlets ditampilkan dalam sajian cantik. Lewat tampilan yang indah dipandang, diharapkan tartlet buatan Amie dapat menjadi kado spesial bagi pelanggannya.

Perempuan yang hobi bermain gitar dan menyanyi itu menambahkan,”Ya, karena segmentasi kue saya mayoritas ibu-ibu, mereka acap kali membelinya as a gift. Maka, ketahanannya perlu diuji, paling tidak tartlet saya harus tahan sampai 8–9 jam di suhu ruangan. Jika dimasukkan ke kulkas, bisa tahan sampai tiga hari.”

tartlet

Permintaan khusus

Selama menekuni kue mungilnya, Amie menceritakan sering kali datang permintaan khusus dari pelanggan. Mulai dari yang meminta rasa tertentu hingga memakai bahan gluten free.

“Bahkan, pernah ada seorang pelanggan yang meminta rasa ajaib untuk diwujudkan ke dalam selusin tartlet, yaitu rasa earl grey tea. Ternyata, saya berhasil memenuhi permintaan itu dengan menciptakan earl grey cake memakai lemon cream di bagian atas ditambah dekorasi bunga asli. Selama tidak terlalu merombak identitas rasa Cotton and Tartlets, saya bisa memenuhi permintaan khusus tersebut,” terang Amie.

ukuran kue saya ini sangat kecil, sehingga dibutuhkan ketelitian dan mata yang jeli, serta kerapian dalam membuatnya

Seiring waktu, meski baru dipasarkan secara daring dan di bazar kuliner kisaran area Jakarta, Cotton and Tartlets kini semakin dikenal. Bahkan, ada beberapa permintaan agar Cotton and Tartlets bisa dikirim ke kota-kota di luar Jakarta seperti Bandung, Bali, dan Surabaya. Oleh karena itu, dalam waktu dekat, Amie berencana membawa Cotton and Tartlets ke luar kota.

Pada pengujung obrolan, perempuan yang mengidolakan pastry chef Indonesia Talita Setyadi ini mengungkapkan, ”Sebagai langkah awal, saya akan membawa diri sekaligus brand Cotton and Tartlets ini ke Surabaya dan Bali. Di sana, saya harus tinggal sejenak untuk lebih memahami kondisi pasar. Impian selanjutnya, semoga kelak saya bisa memiliki toko sendiri.”