Jika Anda ingin merasakan kuliner China yang otentik di Jakarta, datanglah ke Wong Fu Kie Hakka. Restoran yang berdiri sejak 1925 ini menyajikan menu-menu kuliner Hakka. Hidangan semacam ini selalu pas dinikmati setiap waktu, terlebih menjelang Imlek seperti sekarang.
Tradisi kuliner China memiliki cita rasa yang beragam. Mazhabnya antara lain masakan ala Kanton, Sichuan, dan Hakka. Hidangan ala Kanton lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan segar dan herba, sementara Sichuan menonjolkan bumbu-bumbu yang berani dan bercita rasa pedas.
Nah, kuliner Hakka cenderung berkarakter gurih, asin, tanpa bumbu yang terlalu pekat.
Hakka sendiri adalah rumpun suku Han dari Tiongkok Utara, yang kini bermigrasi ke berbagai penjuru dunia.
Menemukan Wong Fu Kie Hakka
Orang yang pertama kali mengunjungi Wong Fu Kie Hakka mungkin akan sedikit bingung menemukan letak restoran ini. Google Maps bisa cukup membantu memberikan patokan. Wong Fu Kie Hakka berada di Jalan Perniagaan Timur 1, sekitar Pasar Asemka. Anda bisa masuk ke Jalan Peniagaan Timur 1 lewat pasar atau Jalan Perniagaan di seberang SMAN 19. Jalan ini tidak terlalu lebar sehingga mobil tidak bisa masuk.
Namun, di situlah serunya. Kita berjalan di lorong. Diapit pertokoan, warung-warung kaki lima, dan rumah-rumah bertingkat. Wong Fu Kie Hakka terletak di persimpangan yang agak tersembunyi.
Jika sudah terdengar riuh suara alat-alat masak dan tercium bau gurih khas makanan yang sedang dimasak di atas kompor, kita berada di tempat yang tepat. Restoran ini berada di balik pintu geser besi bercat hijau yang tidak terlalu besar.
Kali pertama melangkahkan kaki ke dalam pintu bercat hijau itu, barangkali kita sedikit heran karena tak langsung melihat tatanan meja dan kursi makan. Alih-alih, kita masuk ke tengah-tengah dapur yang sibuk, terutama saat jam makan siang. Tempat duduk tamu berada di belakang dapur itu, dihubungkan dengan sebuah pintu. Nah, saatnya duduk dan bersiap untuk pengalaman bersantap yang menyenangkan.
Rasa Otentik
Satu lembar daftar menu itu berisi puluhan makanan. Wong Fu Kie Hakka mengelompokkannya berdasarkan bahan utama menu itu: sayuran, kepiting, bebek, ayam, telur, babi, udang, ikan, kodok, cumi-cumi, bakmi, bihun, tahu, nasi, dan lain-lain.
Bagi pemula dalam kuliner Hakka atau orang yang baru pertama kali mengunjungi Wong Fu Kie Hakka, Tjokro, generasi ketiga yang kini mengelola restoran ini, menyarankan beberapa menu. Mun kiaw mien, wong san fumak, dan ayam rebus.
Mun kiaw mien adalah bakmi yang dimasak basah; bukan goreng, juga tak berkuah. Bakmi ini dimasak bersama udang, bakso ikan, daging babi (bisa diganti daging lain), sayuran, serta disajikan dengan pangsit goreng yang sudah agak lembab terkena uap dan bakmi yang basah.
Menu ini tampak bersahaja. Rasanya gurih dan mudah diterima lidah, dengan aroma bawang putih yang cukup kuat. Tipe-tipe masakan rumah yang gampang dikangeni ketika kita berada di tempat yang jauh.
Rasa bawang putih yang kuat ini juga kita temukan pada ayam rebus. Irisan-irisan ayam itu disajikan dengan minyak dan bawang putih goreng. Dagingnya lembut sekali dengan rasa gurih yang pas. Sama sekali tidak tercium aroma amis yang kadang-kadang kita temukan pada menu ayam rebus.
Seorang pelanggan restoran ini mengatakan, jika ingin rasanya lebih keluar, padukan dengan sambal merah yang manis, pedas, dan asam. Benar juga, ayam rebus dan sambal itu pasangan yang pas, meski mungkin beberapa orang memilih menikmati gurihnya ayam dan bawang putih tanpa tambahan apa pun.
Rasa penasaran layak ditujukan untuk wong san fumak yang terkenal enak di Wong Fu Kie Hakka. Belut goreng tepung tanpa tulang dimasak bersama kailan.
Tjokro bilang, “Kuliner Hakka itu mainnya di bawang putih, arak, dan tapai merah.” Ketiganya kuat betul di wong san fumak. Rasa menu ini pun jadi unik. Gurih dan lembut belut berpadu dengan tekstur renyah dan liat kailan, bumbu kental berkarakter gurih manis, serta aroma fermentasi tapai merah.
Wong Fu Kie menjadi tempat yang layak didatangi untuk merasakan kekhasan masakan Hakka. Agar terasa lebih otentik, teh cina yang disajikan di teko dengan dua sloki kecil untuk minum dapat dijadikan teman bersantap.